Welcome

Selamat Datang Orang-Orang yang Terpelajar. Kencangkan Sabuk Pengaman. Blogger yang Baik Selalu Membaca Postingan Sampai Habis.
English French Spain Dutch Japanese Arabic Chinese Simplified

Monday 10 October 2011

Ilmuwan-ilmuwan Islam yang Terlupakan


Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu. Kita hanya mengenal ilmuwan seperti Albert Einsten, Archimedes dsb. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.

Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya.

Berikut tokoh-tokoh Ilmuwan Islam yang pernah ada :

1. Ibnu Haitham


Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham (Bahasa Arab : ابو علی، حسن بن حسن بن الهيثم) atau Ibnu Haitham (Basra 965 - Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logik, metafizik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Ia turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.


Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berjaya menghasilkan banyak buku dan makalah. Antara buku karyanya termasuk :

Al'Jami' fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri;
Kitab Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra;
Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
M.aqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
Risalah fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Al-Qazwini


Al-Qazwini lahir di Kazwin, Parsia pada tahun 1200 M / 600 H . Dia berasal dari keluarga Arab. Ayahnya bernama Syekh Abu al-Kasim yang kemungkinan adalah keturunan Anas bin Malik dan terkenal sebagai ahli falak.

Al-Qazwini lalu belajar di Baghdad dan Damsyik, pada tahun 1233 M ia bertemu dengan Ibnu Arabi seorang filsuf Islam. Dia memiliki keahlian dalam bidang botani, geografi, astronomi, mineralogi dan etnografi. Ia juga melanjutkan perjalanannya ke kota Janaba. Di sana, ia melakukan tugasnya sebagai kadi dibawah pemerintahan Khalifah Al-Mu'tashim.

Al-Qazwini mengarang buku yang berjudul Ajaib al Makhluqat wa Garaib al Maujudat.
Karena kehebatannya dalam ilmu pengetahuan, ia sering dibandingkan dengan Herodotus dan Pliny the Elder.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Ar-Razi
Al-RaziInGerardusCremonensis1250.JPG


Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Persia : أبوبكر الرازي) atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.


Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku :
Hidup yang Luhur (Arab : الحاوي).
Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum (Arab : من لا يحضره الطبيب)
Keraguan pada Galen
Penyakit pada anak
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Al-Farabi


Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: محمد فارابی ) singkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan.

Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi , juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir.

Kemungkinan lain adalah Farabi adalah seorang Syi’ah Imamiyah (Syiah Imamiyah adalah salah satu aliran dalam islam dimana yang menjadi dasar aqidah mereka adalah soal Imam) yang berasal dari Turki.


Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian

-Logika
-Ilmu-ilmu Matematika
-Ilmu Alam
-Teologi
-Ilmu Politik dan kenegaraan
-Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah islam.





No comments:

Post a Comment

Entri Populer